Ads 468x60px

Subscribe:

Labels

Senin, 20 Februari 2012

URGENSI TELADAN DALAM PENDIDIKAN


Oleh: Muhammad Rajab*
Pendidikan merupakan suatu proses transformasi ilmu pengetahuan, nilai dan budaya demi terciptanya manusia yang hidup mandiri di masa yang akan datang dan siap mengahadapi tantangan zaman. Proses inilah yang akan menyiapkan generasi-generasi yang matang, baik intelektual, emosional dan spiritual dalam menghadapi tantangan kehidupan di era globalisasi.
Dengan proses ini, pendidik dituntut untuk bisa mengajar, mengatur, menuntun dan mengarahkan anak didik supaya anak didik bisa menjadi orang yang kreatif dan inovatif serta mempunyai moral yang baik. Bukan hanya itu, pendidik juga dituntut untuk memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Agar tidak terjadi kecemburuan dan prasangka yang tidak baik pada diri anak terhadap pendidik.
Proses pendidikan akan berjalan dengan lancar, jika antara pendidik dan anak didik ada hubungan yang sehat dan rasa saling memahami serta saling mempercayai demi tercapainya tujuan pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan  berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Untuk menciptakan hubungan yang sehat maka diperlukan adanya komunkasi yang baik antara keduanya, baik berupa perkataan maupun tindakan. Tindakan yang dimaksudkan di sini adalah keteladanan dari seorang guru. Karena dengan teladan yang baik, anak didik akan lebih mudah untuk percaya terhadap gurunya.
Teladan yang baik dari seorang guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan contoh yang baik seorang anak didik akan termotivasi untuk meniru dan mengikuti perilaku seorang guru. Teladan yang baik pula akan memperlancar tercapainya tujuan dari proses pendidikan. Misalnya, Seorang murid di TK, dia lebih cepat dalam menangkap apa yang ia lihat dari pada yang ia dengar. Demikian pula pada pada anak yang duduk di SD, SMP, SMA dan yang sederajat.
Demikian pula dalam pendidikan keluarga, keteladanan yang baik sangat dibutuhkan dari orang tua. Anak akan melihat langsung apa yang telah dilakukan dari orang tuanya. Dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, bukan hanya nasehat atau ucapan saja yang dibutuhkan oleh seorang anak. Akan tetapi yang terpenting adalah teladan yang baik darinya. kareana kecenderungan meniru bagi seorang anak lebih besar dari pada mengikuti ucapan yang tidak diikuti dengan contoh dalam mengaplikasikannya.
Selain itu, lingkungan pula memberikan pengaruh terhadap proses kelancaran pendidikan. Seorang anak yang hidup di lingkungan yang baik, maka ia akan terkontaminasi untuk mengikuti tradisi yang ada di lingkungannya, walaupun tidak banyak, tetapi pasti memberikan sumbangsih dalam membentuk karakternya. Sebaliknya anak yang hidup dalam lingkungan yang rusak/tidak baik, maka ia akan memperoleh dampak negatif terhadap dirinya dalam pengembangan ilmu dan pembentukan karakternya.
Maka dari itu, pengawasan pendidik, baik dari pihak keluarga maupun lembaga sangat dibutuhkan, untuk mengontrol pergaulan anak yang hidup di lingkungan yang beraneka ragam sifatnya. Jika dia hidup dalam lingkungan yang baik maka seorang pendidik harus bisa mengarahkan anak didiknya untuk meniru dan mengikuti kebiasaan yang ada dalam lingkungan tersebut. Tetapi, jika dia hidup dalam lingkungan yang buruk, maka control dari seorang pendidik harus lebih ditingkatkan, untuk menahan anak supaya tidak terkontaminasi dengan keadaan lingkungan yang tidak baik itu.
Rusaknya generasi muda merupakan salah satu akibat dari pengaruh lingkungan yang tidak baik dan minimnya keteladanan yang baik dari seorang pendidik baik dari keluarga maupun lembaga. Jika generasi muda ini rusak, maka masa depan bangsa ini menjadi suram dan dan gelap. Karena pemudalah yang akan melanjutkan perjuangan generasi yang telah mendahului mereka, sebagaimana dalam pepatah dikatan: “pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok”.
Perlu disadari secara mendalam, bahwa maksud dan tujuan pendidikan pada hakikatnya bukan hanya untuk menjadi anak yang pintar, cerdas dari segi intelektualnya. Akan tetapi yang paling penting dari esensi pendidikan adalah terciptanya manusia yang bermoral dan berbudi pekerti yang mulia. Berapa banyak orang yang pintar akan tetapi mereka masih berlaku bejat terhadap dirinya, orang lain dan bangsa. Kasus korupsi kita dengar terus menerus di berbagai media. Padahal mereka adalah orang-orang yang cerdas, pintar berkedudukan tinggi.
Tentu kita tidak ingin generasi muda Indonesia ini rusak,baik moral maupun intelektualnya. Pemerintah juga tidak ingin Negara ini menadi Negara yang terbelakang dalam segala bidang. Jika hal ini tidak ingin terjadi maka yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pertama kalinya adalah kualitas pendidikannya. Karena pendidikan adalah ibarat akar sebatang pohon, yang mana jika akarnya mati, maka matilah seluruh cabang-cabangnya, dan apabila akarnya baik dan sehat, maka cabang-cabangnya akan ikut sehat.
Untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, maka pemerintah dan lembaga harus selektif dalam memilih guru. Guru yang seharusnya dipilih adalah guru yang profesional, yaitu guru yang mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi dan bermoral. tapi yang kedua adalah harus tetap lebih diutamakan, walaupun antara satu dengan yang lain tidak boleh dipisahkan. Dengan moral yang baik itu, guru akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap amanah yang diembannya. Dengan moral yang baik pula akan nampak dari seorang guru keteadanan yang baik, sehingga dengan teladan itu seorang murid lebih tertarik untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh gurunya. Apalah artinya seorang guru itu pintar, cerdas, tapi tidak mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang ia didik. Pada akhirnya juga dia tidak bisa meaksanakan tugasnya dengan baik.
Moralitas yang baik itu merupakan sesuatu yang harus ada pada diri seorang pendidik. karena dia adalah yang akan mempersiapkan generasi mendatang. Bagaimana dia bisa mentransfer nilai-nilai yang baik, jika pada dirinya tidak ada nilai-nilai tersebut. Seorang pendidik juga harus mampu memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya. Karena dengan itulah tujuan pendidikan untuk menciptakan generasi yang bermoral bisa tercapai.
Secara historis, telah dibuktikan bahwa teladan yang baik mampu membentuk generasi-generasi unggulan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dia adalah Nabi Muhammad SAW yag telah mampu merubah keadaan peradaban Arab yang sebelumnya tidak berpendidikan menjadi berpendidikan, dari kebodohan kepada cahaya ilmu yang terang menderang. Dengan teladan yang baik yang ada pada dirinya, beliau mampu mempersiapkan generasi penerus beliau, dari para sahabat hingga sekarang dan kita bisa menikmati hasil perjuangannya. Teladan yang ada pada dirinya juga telah mampu menyinari seluruh penjuru dunia. Dunia yang berada dalam kegelapan bisa diubah dalam waktu yang relatif singkat yaitu 23 tahun.
Oleh karena itu, sekali lagi supaya nilai-nilai mulia pendidikan bisa terimplementasikan dalam setiap aktivitas sehari-hari, maka hendaknya pendidik bisa memberikan teladan yang baik kepada mereka. Ini tidak akan pernah terjadi tanpa ada kesadaran pada diri setiap pendidik baik guru maupun orang tua. Kesadaran ini bisa dibentuk dengan adanya keinginan-keinginan baik dari seorang pendidik terhadap anak didiknya.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar