Ads 468x60px

Subscribe:

Labels

Jumat, 27 Januari 2012

Mengatasi Kebosanan Siswa di Kelas


Oleh: Muhammad Rajab*
            Pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Karena di dalamnya ada interaksi antara seorang guru dengan murid. Di saat seperti inilah guru dan murid bisa bertukar ilmu dan pengetahuan. Namun, pembelajaran akan menjadi sesuatu yang sia-sia jika tidak dilaksanakan dengan  cara yang baik dan benar. Hal ini akan berakibat fatal terhadap perkembangan peserta didik.
Perlu disadari oleh setiap pendidik bahwa proses belajar mengajar di kelas bisa saja menjadi sesuatu yang membosankan bagi siswa. Hal ini bergantung pada bagaimana guru mengelola kelas. Jika guru aktif dan kreatif dalam mengajar dan mengelola kelas, maka kemungkinan besar anak di kelas tidak akan bosan. Akan tetapi, jika guru di kelas hanya mengajar dengan model yang monotone seperti ceramah saja, maka besar kemungkinan anak akan bosan.
            Kebosanan siswa di kelas tentunya sedikit banyak akan mengganggu tersampaikannya pelajaran yang akan diberikan kepada murid. Dengan demikian, pelajaran akan tersendat-sendat. Apalagi jika di kelas banyak siswa yang tidur dan tidak memperhatikan penjelasan siswa.
            Suatu hari saya mengajar di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Batu. Saya mencoba untuk menjelaskan pelajaran –waktu itu pelajaran Akhlak- dengan menggunakan metode ceramah. Dari awal pertemuan sampai terakhir diisi dengan ceramah tanpa metode yang lain. Waktu itu mayoritas siswa ngantuk dan tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini yang menjadi evaluasi bagi saya untuk berpikir ulang bagaimana mengajar kepada siswa.
            Mungkin pengalaman penulis di atas merupakan salah satu kasus dari sekian banyak kasus tidak baik di dalam kelas  yang disebabkan kurang aktifnya guru dalam mengajar di kelas. Tentunya keadaan ini membutuhkan perhatian serius dari semua guru, karena jika dibiarkan dengan keadaan demikian maka akan berakibat fatal khususnya terhadap anak didik.
            Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dan menjadi catatan oleh seorang guru terkait dengan proses belajar  mengajar di dalam kelas. Pertama, pembelajaran bukan merupakan aktivitas mengisi gelas kosong. Akan tetapi pembelajaran merupakan aktivitas atau hubungan timbal balik di dalam kelas antara seorang guru dengan murid. Sehingga konsekuensinya, adanya keharusan untuk melibatkan murid secara aktif dalam pembelajaran.
            Kedua, pembelajaran merupakan aktivitas kemanusiaan bukan “kekerasan”. Atas dasar ini maka mengajar adalah upaya mengarahkan potensi anak didik akan bisa berkembang. Karena hakikatnya setiap anak didik mempunyai potensi untuk berkembang, sesuai dengan keunikan masing-masing.
            Kedua aspek tersebut di atas merupakan landasan pemikiran kita dalam mengajar anak didik. Landasan inilah yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas. Kesalahan dalam mengajar dapat mengakibatkan kejenuhan dan kebosanan siswa. Lambat laut akan menjadi keengganan bagi siswa untuk belajar, yang pada akhirnya semua di antara kita akan rugi.
            Setidaknya, ada beberapa hal yang menyebabkan anak bosan untuk belajar di dalam kelas. Pertama, Suasana kelas yang monoton. Kondisi kelas merupakan salah satu daya dukung pembelajaran. Sehingga ruangan yang digunakan untuk belajar harus kondusif dan variatif. Anak-anak sesekali penting untuk dibawa belajar di luar ruangan, misalnya di lapangan, di alam bebas, dan di tempat-tempat menarik lainnya.
            Kedua, Metode yang digunakan tidak dinamis. Metode dalam pembelajaran adalah sebuah upaya untuk menyampaikan materi ajar kepada anak didik. Metode inilah yang dapat menentukan apakah materi akan tersampaikan dengan baik atau tidak. Jika metode yang digunakan kurang inovatif maka besar kemungkinan materi yang disampaikan kepada anak didik menjadi bomerang bagi mereka, sehingga anak didik di kelas mengantuk, bosan, dan semacamnya.
            Ketiga, media pembelajaran yang dipakai statis. Artinya, jika media yang digunakan guru dalam mengajar hanya papan tulis, maka sudah bisa dipastikan anak didik akan bosan. Hal ini kadang jarang mendapat perhatian dari seorang guru. Mestinya media yang digunakan inovatif dan kreatif, tidak harus menggunakan media modern, karena media tradisional pun bisa kita gunakan asalkan kita harus menjadikannya variatif dan dinamis.
            Setidaknya ketiga faktor tersebut di atas yang menyebabkan anak didik bosan dan jenuh di dalam kelas. Untuk itu guru dalam hal ini dituntut untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif agar anak didik tidak bosan untuk belajar. Karena kebosanan murid untuk belajar adalah awal kehancuran sebuah lembaga pendidikan.
            Banyak metode yang bisa digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Misalkan dengan menggunakan metode sosio-drama dan semacamnya yang di dalamnya banyak melibatkan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Berikan kepada murid kepercayaan untuk berpartisipasi secara aktif di dalam kelas. Dalam duniap pemikiran pendidikan, ini dikenal dengan humanisme. Pendidikan humanisttik merupakan pendidikan yang menggunakan cara pandang atau paradigma yang lebih menekankan pada aspek potensi peserta didik.
            Yang terpenting agar murid tidak bosan di dalam kelas, perlu kreativitas seorang guru dalam mengelola kelas, mulai dari penggunaan metode hingga dengan media pembelajaran harus variatif dan kreatif. Misalnya, dengan memberikan selingan game edukatif di dalam kelas, menyiasasi suasana kelas dengan suasana yang berbeda-beda tiap pertemuan, menyiapkan media pembelajaran yang variatif dan semacamnya. Semoga bermanfaat.

*Penulis adalah Peneliti di Pusat Studi Islam Unmuh Malang dan Guru SMP Al-Izzah Batu

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar