Oleh: Muhammad Rajab*
Pendidikan merupakan hal yang
sangat urgen dalam kehidupan. Dengan pendidikan kita bisa mengetahui dan
menambah wawasan. Dengan pendidikan pula kita bisa menjadi orang yang lebih
baik dan bermoral. Selain itu, kita bisa bekerja karena pendidikan. Sehingga
dengan demikian pendidikan memegang peranan penting dalam roda kehidupan.
Di dalam melaksanakan aktivitas
pendidikan metode pembelajaran mempunyai peraranan yang signinifikan. Sebab,
jika terjadi kesalahan dalam mengajar dan mendidik peserta didik, maka tujuan
mulia pendidikan akan sulit dicapai. Banyak guru yang gagal dalam mendidik
muridnya karena kesalahan metode dalam mengajar.
Salah satu contoh metode
pembelajaran yang salah adalah memberikan batasan kepada murid dalam berkarya
dan mengembangkan kreativitasnya. Guru tidak boleh mengatakan kata-kata
“jangan” kepada muridnya. Sebab hal ini akan memberikan dampak negatif terhadap
psikisnya. Akan tetapi seharusnya guru lebih menekankan aspek kesadaran bukan
larangan. Seperti dengan mengatakan “kalau kamu berbuat seperti ini maka
akibatnya seperti ini”. Perkataan ini lebih baik dan lebih memberikan kesadaran
kepada anak didik dari pada membentak dengan mengeluarkan kata-kata “jangan”.
Selain itu, kesalahan metode
pendidikan yang sering terjadi pada guru adalah guru menyuruh dan memerintahkan
murid untuk bersandar kepada buku diktat semata dalam belajar tanpa membebaskan
anak untuk mencari dan menganalisa buku-buku lain yang dapat dijadikan tambahan
wawasan baginya. Akibatnya, wawasan anak atau peserta didik akan dangkal. Dan
ini akan menjadikan perkembangan kognitifnya tersendat.
Misalnya, ketika seorang guru
memberikan soal-soal kepada murid. Kemudian si murid menjawab dengan jawaban
lain yang tidak ada dalam buku diktat atau panduan, maka guru akan
menyalahkannya. Ini merupakan kesalahan yang mungkin kurang disadari oleh para
guru.
Dalam hal ini murid seakan-akan
bebek yang selalu harus ikut induknya. Potret pendidikan seperti ini merupakan
potret pendidikan yang tidak benar, sebab hal ini akan menjadikan kreativitas
yang dimiliki anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
Dengan demikian, agar kreativitas
dan bakat anak atau murid dapat berkembang dengan baik, hendaknya para guru
tidak menjadikan murid-muridnya seperti
bebek. Dalam artian murid harus selalu ikut kata-kata guru. Akan tetapi,
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berkreativitas sebagaimana
minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Jangan anak yang berbakat
menyanyi misalnya dipaksa untuk menjadi seorang pelukis, ya tidak mungkin
terpacai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar